CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 19 Desember 2008

Harga Solar dan Premium Turun, PHK Bisa Dihindarkan

Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) buruh akibat krisis keuangan global yang tengah berlangsung, untuk sementara bisa dihindari setelah harga bahan bakar jenis solar turun Rp 700 dari Rp.5.500,- per liter menjadi Rp.4.800,- per liter. Penurunan harga solar ini bisa mengurangi beban produksi perusahaan.

"Setidaknya, pengusaha bisa sedikit bernapas lega. PHK sementara bisa diminimalkan," kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Yogyakarta Jadin C Djamaludin.

Penurunan solar, cukup memperingan beban produksi perusahaan. Selama ini, biaya solar berkontribusi sekitar 13 persen dari total biaya produksi. Sebagian besar untuk menggerakkan alat-alat produksi dan genset. "Harusnya pemerintah jangan malu-malu menurunkan harga solar. Kenapa turunnya hanya Rp 4.800 harusnya dikembalikan ke Rp 4.500. Ini akan lebih membantu sektor usaha dan menggerakkan permintaan dalam negeri," katanya.

Akibat krisis global, salah satu sektor yang terkena dampak krisis paling parah adalah industri tekstil. Sebab, sekitar 30 produk tekstil DIY diekspor ke Amerika Serikat dan sebanyak 50 persen ke Uni Eropa. "Karena itu, bisa dipastikan nilai ekspor tekstil dari DIY menurun. Pesanan sekarang tidak pasti, sudah ada penurunan pesanan mencapai 40 persen," katanya.

Oleh karena itu, perusahaan terpaksa mengurangi produksi sehingga bisa berdampak pada pengurangan jumlah karyawan. Di sektor industri tekstil dan sarung tangan kulit DIY ada sekitar 19.000 tenaga kerja, sekitar 30 persen di antaranya sangat rentan terkena PHK. "Untuk menghindari PHK, saat ini sudah 12 perusahaan tekstil mengajukan penangguhan pembayaran UMP. PHK itu bagi pengusaha itu pilihan terakhir karena memerlukan biaya besar," katanya.